Adab Harus Dibangun Sebelum dan Bersama Ilmu.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول الله صل الله عليه وسلم:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu anhu berkata, rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(Al-Bukhārī dalam al-Adab al-Mufrad (no. 273))
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:
1- Ilmu tanpa akhlak/adab menyimpang dari tujuan risalah. Jika tujuan utama Nabi shalallahu alaihi wa salam adalah menyempurnakan akhlak, maka Ilmu yang tidak melahirkan akhlak/adab berarti menyimpang dari misi kenabian.
Karena itu, akhlak/adab harus dibangun sebelum dan bersama ilmu.
2- Nabi shalallahu alaihi wa salam mendidik akhlak/adab sebelum detail ilmu. Contoh:
-Menanamkan kejujuran, amanah, kasih sayang
-Baru kemudian menjelaskan hukum-hukum secara rinci
-Hal ini menunjukkan bahwa ilmu syariat berdiri di atas fondasi akhlak/adab.
3- Pernyataan para ulama salaf
Ulama salaf memahami hadits ini sebagai dalil bahwa adab adalah prioritas:
Imam Malik رحمه الله berkata:
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”
Abdullah bin al-Mubarak رحمه الله berkata:
“Kami lebih membutuhkan adab daripada banyaknya ilmu.”
Ini sejalan dengan hadits: tujuan ilmu adalah akhlaq/adab.
4- Ilmu yang benar pasti melahirkan akhlak/adab.
Jika seseorang banyak hafalan, luas pengetahuan
tetapi sombong, merendahkan orang, kasar lisannya berarti ilmunya belum sampai pada tujuan risalah Nabi shalallahu alaihi wa salam
5- Akhlak/adab sebagai penentu keberkahan ilmu. Ilmu tanpa adab:
-menjadi hujjah atas pelakunya, menimbulkan fitnah, memecah umat
Sebaliknya, adab mendahului ilmu menjadikan: ilmu bermanfaat, dakwah diterima, hati manusia lembut.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an:
1- Akhlak Nabi shalallahu alaihi wa salam sebagai teladan utama. Ini menjelaskan mengapa Nabi shalallahu alaihi wa salam diutus untuk menyempurnakan akhlak:
karena beliau sendiri adalah contoh puncak akhlak mulia
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sungguh, engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas akhlak yang agung.”QS. (Al-Qalam: 4)
2- Tujuan risalah, rahmat dan kebaikan perilaku. Rahmat itu tampak dalam kelembutan, kasih sayang, keadilan semuanya adalah akhlak mulia.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.”
(QS. Al-Anbiyā’: 107)
3- Akhlak sebagai buah iman dan ibadah. Ini menunjukkan bahwa iman harus tercermin dalam adab lisan dan sikap, sejalan dengan hadits akhlak.
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.”QS. (Al-Baqarah: 83,)
4- Perintah langsung berakhlak mulia. Ini adalah rumusan akhlak Islam, pemaaf, mengajak kebaikan,
tidak membalas kebodohan dengan kebodohan
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
“Jadilah pemaaf, perintahkan kepada yang ma‘ruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh.”(QS. Al-A‘rāf: 199,)

Media Sosial